NUNUKAN – Setelah menyerap bisikan tulus dari jantung perbatasan, laksana mendengarkan detak nadi ibu pertiwi, Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-124 Wilayah Perbatasan (Wiltas) yang diutus langsung dari Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), dengan langkah sigap dan tanpa jeda, segera mengarahkan pandangan dan langkah mereka ke medan pertempuran pembangunan sesungguhnya.
Bukan dentum senjata yang dicari, melainkan denyut nadi akselerasi kemajuan di setiap parit dan benteng pembangunan TMMD Kodim 0911/Nunukan, Selasa (20/05). Di bawah nahkoda bijak Ketua Tim Wasev, Brigjen TNI Raja Benny Arifin, rombongan ini hadir sebagai mata Mabesad, meneliti dengan kejelian seorang jenderal di garis depan, memastikan setiap amunisi pembangunan tepat sasaran dan berbuah manis bagi warga. Ini adalah perwujudan nyata komitmen Angkatan Darat: mengawal bukan hanya perbatasan fisik, tetapi juga perbatasan mimpi dan harapan rakyat.
Mengayun langkah penuh presisi, Tim Wasev membelah rimbunnya Kelurahan Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan – sebuah istana harapan yang dipilih sebagai konsentrasi seluruh khazanah fisik TMMD Ke-124. Di sinilah mata tajam evaluasi diarahkan, memindai infrastruktur vital yang ibarat tulang punggung baru bagi komunitas. Badan jalan tanah sepanjang 2.600 meter dengan lebar 6 meter menjadi arteri pertama yang ditinjau, urat nadi baru penopang mobilitas dan peredaran darah ekonomi lokal. Tak luput dari pengamatan adalah pakaian baru bagi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), sumur kesejahteraan berupa perbaikan Mandi Cuci Kakus (MCK) umum, dan cahaya baru dari revitalisasi Masjid Al-Muhajirin. Setiap butir material, setiap goresan cangkul, setiap tumpuk batu bata – semuanya diamati dengan seksama. Tim Wasev hadir sebagai auditor pembangunan, memastikan setiap benih yang ditanam berakar kuat dan tumbuh sesuai peta perencanaan, demi kokohnya bangunan masa depan perbatasan.
Di setiap pos peninjauan, Dansatgas TMMD Ke-124 Kodim 0911/Nunukan, Letkol Inf Albert Frantesca, M.Han, berdiri tegak, laksana komandan lapangan yang melaporkan kondisi medan tempur pembangunan. Dengan penuh dedikasi, beliau menjadi peta hidup bagi Tim Wasev, memaparkan garis depan progres, ranjau tantangan yang dihadapi, serta strategi jitu solusi yang telah dilancarkan Satgas. Kehadiran beliau bukanlah sekadar formalitas; ini adalah simbol komitmen Kodim 0911/Nunukan dalam mempertanggungjawabkan setiap mandat pembangunan dengan prinsip laporan pandangan mata yang transparan, akuntabel, dan profesional.
Pada akhirnya, peninjauan medan pembangunan yang cermat ini menggaungkan esensi sejati TMMD: bukan sekadar operasi militer biasa, melainkan pertempuran kebaikan yang kolaboratif, terintegrasi, dan merangkul semua elemen. Melalui pengintaian langsung di lapangan, Tim Wasev Mabesad mengumpulkan intelijen faktual – gambaran riil kondisi, dinamika, dan kemenangan-kemenangan kecil di setiap tahap. Intelijen ini adalah logistik strategis untuk menyempurnakan operasi TMMD di masa mendatang, meningkatkan efektivitas serangan pembangunan dan efisiensi pasukan. Di luar urusan fisik, kegiatan ini laksana merekatkan kembali retakan dalam jalinan emosional, memperkuat ikatan batin antara TNI Angkatan Darat dan masyarakat. Mereka bukan lagi sekadar tentara dan rakyat, melainkan dua sisi mata uang pengabdian, bahu-membahu mendirikan tiang masa depan di perbatasan Nunukan. Setiap material, setiap jengkal jalan, setiap bangunan suci yang berdiri tegak – ini semua adalah medali nyata dedikasi prajurit dan bendera kemenangan partisipasi aktif masyarakat. Mereka adalah arsitek dan pekerja peradaban di garis depan. (0911).