NUNUKAN – Di sela dinamika pengerjaan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 yang sedang berlangsung di Nunukan, muncul sebuah pusat kegiatan yang memiliki peran ganda: tidak hanya sebagai poros utama logistik dan koordinasi pembangunan fisik, tetapi juga sebagai episentrum sosial yang merajut erat silaturahmi. Pos Komando TMMD (Poskotis) yang didirikan secara strategis oleh Kodim 0911/Nunukan di Kelurahan Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan, telah bertransformasi melampaui fungsi dasarnya sebagai markas operasional lapangan. Ia telah menjelma menjadi simpul vital yang tak hanya mengalirkan instruksi militer, namun juga denyut kebersamaan yang kuat antara personel Satuan Tugas (Satgas) TNI dan masyarakat desa setempat.
Di tengah atmosfer semangat gotong royong yang kental, poskotis ini secara organik telah menumbuhkan interaksi yang tulus, spontan, dan terkadang tak terduga. Bayangkan, di sela kesibukan para prajurit dan warga yang bahu membahu membangun, tiba-tiba muncul sosok yang begitu familiar dan dihormati di lingkungan sekitar, seperti Bapak Nurdin, Ketua RT 02 Kelurahan Mansapa. Kunjungannya ke poskotis bukanlah sekadar formalitas atau kunjungan protokoler belaka. Ini adalah representasi nyata dari kedekatan yang telah terbangun, menembus sekat-sekat hierarki. Beliau datang tidak hanya sekadar menyapa para prajurit yang sedang bertugas, tetapi juga untuk berdialog secara mendalam, berbagi cerita tentang dinamika desa, keluh kesah, harapan, dan secara hangat mempererat ikatan persaudaraan dengan para prajurit yang sedang mengerahkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk membangun masa depan desa mereka.
Sambutan hangat yang selalu terbuka di poskotis adalah cerminan langsung dari keberhasilan filosofi TMMD dalam melebur batas dan menumbuhkan rasa kekeluargaan yang sejati antara TNI dan rakyat. Interaksi humanis inilah yang sesungguhnya menjadi bumbu rahasia program TMMD; menciptakan atmosfer kondusif yang memungkinkan setiap tahapan, setiap langkah, dan setiap detail program TMMD berjalan lancar dan efektif. Terjalinnya komunikasi dua arah yang baik antara Satgas dan masyarakat merupakan pondasi utama keberhasilan, bukan hanya dalam pembangunan fisik, tetapi juga dalam pembangunan sosial dan psikologis masyarakat.
“Poskotis ini, sejujurnya, bukan sekadar bangunan atau tenda operasional, ia punya ‘nyawa’ yang berbeda,” tutur Letda Czi Afrizal, salah satu perwira Satgas TMMD dengan raut wajah penuh kehangatan. “Ini bukan sekadar ‘kantor’ sementara tempat kami bekerja dan berkoordinasi. Ini adalah titik kumpul, pusat berbagi informasi, tempat tawa dan cerita terdengar, semacam ‘rumah kedua’ yang selalu terbuka untuk siapa saja – warga, tokoh masyarakat, atau siapapun – yang peduli dan ingin berkontribusi terhadap kemajuan program ini.” Letda Czi Afrizal menjelaskan lebih lanjut, bahwa poskotis ini telah berkarakter kuat sebagai titik referensi utama yang dipercaya oleh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan siapapun yang haus akan informasi yang akurat, sahih, dan paling terkini mengenai progres pengerjaan program TMMD di wilayah mereka.
Di sinilah tersimpan ‘harta karun’ informasi program TMMD yang begitu berharga: mulai dari rencana kerja yang terperinci, laporan kemajuan harian yang mencatat setiap pencapaian kecil maupun besar, dokumentasi visual yang ‘berbicara’ melalui foto dan video proses pengerjaan, hingga jadwal kegiatan mingguan yang selalu diperbarui dan dipajang dengan jelas. Setiap sentimeter data, setiap angka dalam laporan, dan setiap foto di poskotis diperbarui dengan dedikasi setiap harinya, menjamin bahwa setiap informasi yang mengalir keluar adalah fakta terkini yang valid langsung dari lapangan, bukan sekadar data ketinggalan zaman atau asumsi.
Sistem informasi yang terpusat, terorganisir, dan selalu terupdate ini bukan hanya soal efisiensi operasional semata. Ini adalah perwujudan nyata dan tak terbantahkan dari akuntabilitas total, transparansi penuh, dan upaya proaktif untuk kemudahan akses informasi bagi seluruh elemen masyarakat yang memiliki kepentingan atau sekadar ingin mengetahui perkembangan program yang sedang berlangsung di lingkungan mereka. Ini menunjukkan bahwa setiap anggaran, setiap jam kerja, dan setiap keringat yang dicurahkan dalam TMMD dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka.
Maka, dapat disimpulkan, Poskotis TMMD ke-124 yang berdiri di Kelurahan Mansapa bukanlah sekadar fondasi operasional militer atau tempat koordinasi semata. Ia adalah simbol, monumen keterbukaan program TMMD bagi desa, bukti tak terbantahkan dari komitmen baja Satgas Kodim 0911/Nunukan untuk membangun komunikasi yang efektif, terjalin dua arah, dan penuh kejujuran. Lebih dari itu, poskotis ini adalah motor penggerak yang secara halus namun kuat mendorong lahirnya partisipasi aktif warga dalam program pembangunan yang sejatinya adalah untuk kesejahteraan mereka sendiri. Di sinilah, di jantung desa, mimpi-mimpi warga akan masa depan yang lebih baik dan dedikasi luhur prajurit TNI untuk membangun negeri berpadu harmonis, dirajut erat oleh tali silaturahmi dan gotong royong yang tak terputus, menjadi sebuah kekuatan dahsyat yang mewujudkan perubahan positif.(0911).