NUNUKAN – Dari jantung Komando Distrik Militer (Kodim) 0911/Nunukan, sehelai layar takdir telah dibentangkan, mengukir kisah pembangunan yang tak hanya menyentuh tanah, namun meresap hingga ke sanubari. Program Terpadu TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124, yang mengawali langkahnya sejak 6 Mei 2025, bukan sekadar agenda seremoni, melainkan sebuah simfoni harmoni antara prajurit dan rakyat. Ini adalah bukti nyata bahwa ketika dua tangan berpadu, gunung impian sekalipun dapat digeser. Di Kelurahan Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan, dalam pusaran waktu yang terbilang singkat, sebuah sulap pembangunan telah dipertunjukkan, mengubah lanskap desa menjadi kanvas harapan yang baru.
Laksana seorang pelukis yang tekun, TMMD ke-124 memfokuskan guratan kuasnya pada setiap sudut Kelurahan Mansapa. Di atas kanvas fisik, proyek-proyek vital merekah bak bunga di musim semi. Sebuah “urat nadi” baru telah terukir dalam bentuk badan jalan, membelah kesendirian desa dan menghubungkan denyut nadi ekonomi, membawa harapan baru bagi mobilitas dan distribusi hasil bumi yang kini tak lagi terbelenggu. Lusinan “sarang burung” yang usang, yakni Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), kini telah bersolek, menjelma menjadi istana-istana kecil yang layak huni, mengembalikan senyum dan harkat diri para penghuninya, seperti fajar yang menyingsing setelah malam yang panjang. Bahkan, sentuhan kebaikan menjangkau hingga “rumah ibadah”, di mana MCK dan lingkungan Masjid diberi nafas baru, memastikan kesucian dan kenyamanan umat dalam menyemai iman. Puncaknya, sebuah “mata air kehidupan” telah dipancarkan melalui sumur bor dalam program TNI Manunggal Air Bersih (TMAB), memadamkan dahaga yang melanda, menjamin setiap teguk air adalah berkah yang tak putus, seolah Tuhan sendiri yang meneteskan embun kasih di tengah gersangnya tantangan.
Namun, TMMD ke-124 tak hanya mahir memahat fisik, melainkan juga piawai mengukir jiwa. Di balik gemuruh alat berat, sayup-sayup terdengar bisikan ilmu dan kebijaksanaan. Berbagai penyuluhan ibarat “lentera pendidikan” yang menerangi relung-relung kesadaran, mulai dari menjaga kesehatan, menimba ilmu, hingga memahami hukum. Pun, “benih-benih pangan” telah disemai melalui program ketahanan pangan, di mana warga Mansapa diajari seni bertani modern, menggarap lahan dengan bijak, dan meragamkan hasil panen. Ini bukan hanya tentang mengisi perut, tapi tentang mengasah kemandirian, membangun fondasi ekonomi yang kokoh, dan memastikan setiap keluarga Mansapa memiliki “ladang rezeki” yang Lestari. Seluruh “orkestra pembangunan” ini, yang bergaung di Mansapa, adalah wujud sumpah Kodim 0911/Nunukan: tiada setitik pun tanah persada yang akan tertinggal dalam gerak maju pembangunan.
“Gotong Royong” bukanlah sekadar lantunan syair dari masa lalu, melainkan sebuah tarian abadi yang diperankan oleh setiap jiwa. Di setiap ayunan cangkul, di setiap gesekan sekop, terlihat jelas “rajutan kebersamaan” antara prajurit beruniform hijau, birokrat berbalut seragam dinas, dan masyarakat Mansapa yang berhati emas. Sinergi ini adalah “jembatan kokoh” yang menghubungkan mimpi dengan kenyataan, menjembatani perbedaan, dan menyatukan tekad. Setiap tetes keringat yang jatuh, bak permata yang berkilauan, menjadi saksi bisu betapa indahnya ketika tangan-tangan yang berbeda bersatu, mendaki bukit terjal demi tujuan yang sama, yaitu kemajuan yang tak kenal henti.
Nurdin, seorang Ketua RT yang telah menjadi “penjaga gerbang” Mansapa, tak kuasa menahan gejolak rasa syukur yang membuncah. Dengan sepasang mata yang berkaca-kaca, sarat haru, ia berbisik, “Jalan ini, yang dulu hanya bersemayam dalam angan, kini terhampar nyata di hadapan kami. Ini adalah mukjizat yang lahir dari perpaduan kekuatan TNI, pemerintah, dan seluruh warga. Seolah Mansapa kini telah menemukan ‘sayap’ untuk terbang menuju kesejahteraan yang merata.” Ia pun menambahkan, seolah masih “terjebak dalam mimpi”, bahwa keajaiban TMMD ini akan segera berlalu. Namun, ucapan Nurdin adalah “cermin sukacita” bagi ribuan wajah Mansapa lainnya, yang merasakan langsung sentuhan magis dari setiap detik dan energi yang dicurahkan.
Dalam hitungan tiga (3) minggu yang melesat bagai anak panah, Kelurahan Mansapa telah mengalami “metamorfosis” yang luar biasa. Puluhan “pasukan kebaikan”—dari seragam loreng TNI, kemeja rapi pemerintah, hingga pakaian biasa warga—telah menyatu, tak mengenal lelah, siang dan malam, bahu-membahu membangun Mansapa dengan “hati yang menyala”. Inisiatif agung dari TNI Angkatan Darat melalui Komando Distrik Militer 0911/Nunukan ini, tak hanya akan mewariskan bangunan-bangunan kokoh yang menjulang, namun juga “jiwa-jiwa yang kokoh”, semangat persaudaraan yang membara, dan optimisme yang melampaui batas horizon. TMMD ini bukan hanya sekadar mengukir fisik, melainkan juga mengukir “narasi harapan” yang takkan pernah purna.
Sebagai penutup, Kodim 0911/Nunukan telah menabuh genderang dimulainya TMMD Ke-124 pada 6 Mei 2025, menandai awal dari sebuah “petualangan pembangunan” yang sarat makna. Selama hampir satu bulan penuh, sebuah “simfoni kerja keras” telah menggema tanpa henti. Dan pada 4 Juni 2025 mendatang, “tirai panggung” TMMD Ke-124 akan ditarik, mengakhiri sebuah babak penting dalam percepatan pembangunan di Nunukan. Momen penutupan ini bukan akhir, melainkan “komitmen baru” untuk menjaga bara semangat gotong royong tetap menyala, memastikan bahwa cahaya TMMD akan terus membimbing langkah Nunukan menuju masa depan yang lebih cerah.(0911).