NUNUKAN – Di jantung Nunukan Selatan, tepatnya di RT 06 Kelurahan Mansapa, sebuah benih harapan tengah ditanam, bukan hanya di tanah, melainkan di sanubari masyarakat. Program ketahanan pangan, yang akrab disapa lumbung pangan lokal, kini menjelma menjadi permata non-fisik yang paling berharga dalam mahkota Tentara Nasional Indonesia Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-124.
Di bawah tangan dingin Komando Distrik Militer (Kodim) 0911/Nunukan, inisiatif strategis ini bukan sekadar pembangunan beton atau aspal; ia adalah simfoni komitmen TNI yang menggemakan harmoni antara penguatan infrastruktur dan penumbuhan tunas-tunas ekonomi serta sosial masyarakat secara utuh dan lestari.
Menggerakkan roda partisipasi adalah kunci utama dari misi mulia ini. Di garis depan, tongkat estafet semangat dipegang erat oleh Kelompok Tani Matirowalli. Sebuah oase dedikasi di bawah nahkoda Bapak Usman, kelompok petani ini telah menjadi denyut nadi penggerak, memetakan jalur bagi keterlibatan aktif warga dalam segala riak kegiatan pertanian. Lewat forum-forum pencerahan dan praktik-praktik yang membumi, mereka tak hanya mengalirkan ilmu dan keterampilan, tetapi juga menumbuhkan akar-akar kebersamaan dan memupuk semangat gotong royong yang menjadi pupuk bagi kesuburan lahan. Mereka percaya, bahwa kekuatan kolektif laksana arungan sungai, mampu membawa bahtera ketahanan pangan berlayar menuju cakrawala kemandirian yang optimal dan abadi.
Dalam setiap jejak langkah program, pancaran motivasi tak pernah padam dari Babinsa (Bintara Pembina Desa) Serka Robert. Dengan hati sedalam samudra, beliau tak henti menggema sebagai sang motivator dan fasilitator, berulang kali meniupkan api urgensi dalam pemanfaatan lahan agar senantiasa mengalirkan berkah, Rabu (28/05).
Serka Robert tak hanya turun ke lumpur bersama warga, namun juga menabur benih saran teknis yang cerdas dan praktis, mendorong setiap keluarga untuk menyulap pekarangan menjadi permadani hijau dan lahan tidur menjadi oase kehidupan, demi panen yang melimpah dan kemandirian pangan yang tak tergoyahkan.
Menjadi benang merah yang mengikat seluruh elemen TMMD, Letda Czi Afrizal dari Satuan Tugas (Satgas) TMMD Kodim 0911/Nunukan, menegaskan esensi integral program ketahanan pangan. Baginya, aspek ini bukanlah sekadar hiasan di pinggir jalan, melainkan jantung yang berdegup kencang dalam denyut nadi TMMD, sebuah bandul penyeimbang vital bagi megahnya pembangunan fisik. TMMD adalah jembatan emas percepatan pembangunan yang merangkul segala dimensi kehidupan, dari infrastruktur hingga peningkatan kualitas jiwa.
“Kami tidak hanya membangun tulang dan otot desa seperti jalan atau jembatan. Lebih dari itu, TMMD merengkuh jiwa masyarakat melalui program ketahanan pangan, bimbingan yang mencerahkan, dan penyuluhan yang membangkitkan kesadaran,” tegasnya, menyingkapkan filosofi TMMD sebagai arca pembangunan holistik yang memandang masyarakat sebagai kanvas kehidupan dengan segala kebutuhan fisik, ekonomi, dan sosial yang terajut harmonis.(0911).