Buleleng, Bali — Dentuman molen yang terus berputar jadi musik semangat di Banjar Dinas Seganti, Desa Depeha, Kecamatan Kubutambahan. Di tengah teriknya matahari dan beratnya medan, TNI dan warga bahu-membahu mengejar target akhir program TMMD ke-124 Kodim 1609/Buleleng. Tanpa lelah, tanpa henti.
Proyek betonisasi jalan sepanjang 1.255 meter dan pembangunan drainase kini memasuki fase kritis. Waktu terus berjalan, tapi begitu pula semangat yang tak pernah surut. Dari pagi hingga malam, mesin molen mencampur semen, pasir, batu, dan kerikil. Di sekitarnya, tangan-tangan kuat penuh dedikasi bekerja tanpa pamrih — menyusun, mengaduk, memoles, menyempurnakan.
“Setiap hari kami kerja bareng, gotong royong. Ada lelah, tapi lebih banyak tawa. Ini bukan cuma proyek jalan, ini proyek kebersamaan,” ujar salah satu warga penuh bangga.
Tak hanya membangun infrastruktur, TMMD ini membangun jiwa desa: solidaritas, kekeluargaan, dan rasa memiliki. Canda tawa, peluh yang menetes, hingga semangat yang tak pernah padam jadi bukti nyata bahwa kemanunggalan TNI dan rakyat bukan sekadar slogan, tapi nyata terasa.
Meski medan ekstrem menyambut, tak ada yang mundur. Justru tantangan itulah yang menguatkan tekad. Karena mereka tahu: jalan ini bukan hanya akses, tapi jalan menuju harapan — untuk anak-anak bersekolah lebih mudah, petani membawa hasil bumi lebih lancar, dan roda ekonomi desa terus berputar.
“Kami bangga bisa ambil bagian dalam pembangunan ini. Kelak, saat jalan ini dilalui cucu kami, kami bisa bilang: ‘Kami yang ikut bangun itu,’” tambah warga lainnya dengan mata berbinar.
Tak lama lagi, jalan mulus dan drainase yang tertata akan berdiri sebagai bukti pengabdian. Bukan hanya dari TNI, tapi dari seluruh warga yang tak tinggal diam — ikut turun tangan, ikut merasakan, dan ikut memiliki.
Inilah TMMD ke-124. Bukan sekadar pembangunan fisik. Ini adalah simbol persatuan dan semangat gotong royong yang membangun Indonesia dari akar rumputnya.
