NUNUKAN – Perbatasan utara Pulau Kalimantan menjadi saksi bisnah semangat membangun yang membara. Di jantung Kelurahan Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan, program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-124, di bawah kendali penuh Kodim 0911/Nunukan, bukan sekadar rangkaian kegiatan fisik, melainkan potret hidup Kemanunggalan TNI dengan Rakyat. Di sini, prajurit tanpa lelah bersinergi dengan warga, mengayunkan cangkul dan adukan, demi mempercepat lahirnya fasilitas yang didambakan masyarakat.
Fokus utama “sentuhan” pembangunan kali ini memang sengaja diarahkan ke Mansapa. Pemilihan ini melalui pertimbangan cermat: menganalisa seluk-beluk geografis, memahami denyut nadi sosial-budaya, dan merespon kebutuhan paling mendesak warganya. Hasilnya, rangkaian program TMMD di Mansapa benar-benar dirancang sebagai solusi nyata, memberikan dampak positif yang langsung terasa dalam nafas keseharian penduduk.
Hari Rabu, 14 Mei 2025, menjadi sebidang kanvas pergerakan di medan TMMD. Di bawah terik matahari pagi, prajurit dari berbagai matra TNI, dengan beragam latar belakang, melebur dalam harmoni kerja bersama masyarakat. Fokus pandangan dan gerakan mereka tertuju pada sebuah bangunan vital yang kian kokoh berdiri: fasilitas Mandi, Cuci, Kakus (MCK) umum. Lokasinya dipilih dengan sangat bijak – menempel pada area sakral Masjid Al-Muhajirin, RT 03 RW 01. MCK ini bukan sekadar tembok dan bilik; ia adalah kunci untuk meningkatkan kualitas sanitasi, menjaga kesehatan komunal, dan memberikan kenyamanan ekstra, tak hanya bagi jemaah masjid, tapi juga seluruh warga di sekitarnya. Ia adalah janji kebersihan dan taraf hidup yang lebih baik.
Keahlian dan ketelitian menjadi sorotan. Tahap krusial “plamir” – lapisan halus yang melapisi permukaan tembok – sedang digenjot. Serda Rusdi A.K. Latuheru, salah seorang prajurit dengan tangan terampil, menjelaskan betapa gentingnya proses ini.
“Plamir ini ibarat pondasi kecantikan,” ujar Serda Rusdi sambil meratakan adukan dengan gerakan presisi. Ia menjelaskan, plamir adalah ramuan ajaib yang menghaluskan tekstur kasar, menutup pori-pori nakal, dan menciptakan bidang yang nyaris sempurna. Hasilnya? Cat yang melekat bagai kulit kedua, tak hanya indah dipandang tapi juga tangguh menghadapi cuaca, memberikan umur panjang bagi bangunan. Setiap saputan plamir adalah investasi pada keindahan dan ketahanan fasilitas publik.
Namun, cerita sukses TMMD Mansapa tak akan utuh tanpa sorakan partisipasi warga. Ahidar, putra asli RT 03 RW 01, adalah representasi hidup dari semangat gotong royong itu sendiri. “Sungguh berkesan dan membahagiakan bisa setiap hari ikut bekerja bersama bapak-bapak TNI,” tuturnya dengan senyum merekah. Meskipun kesibukannya kadang memanggilnya di siang hari, semangatnya tak lekang dimakan waktu; sore hari pun ia siap menyumbangkan tenaga.
Kehadiran Ahidar dan warga lainnya, sekecil apapun gagasannya atau seberat apapun tenaganya, bukan hanya mempercepat proses pembangunan. Lebih dalam lagi, ia menumbuhkan benih rasa memiliki yang kuat terhadap karya bersama ini. Setiap adukan adonan atau usapan plamir adalah jejak kaki kebersamaan, mempererat jalinan kekeluargaan antara warga dan Satgas TMMD. Konsep TMMD, yang menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan di kampung halamannya sendiri, terbukti subur di bumi Mansapa.
Sinergi kuat antara prajurit dan masyarakat inilah jantung berdetaknya keberhasilan TMMD Ke-124. Mereka bagai dua sisi koin yang saling melengkapi, memastikan setiap inci pembangunan sesuai dengan apa yang benar-benar dibutuhkan rakyat. Lebih jauh lagi, perjumpaan dan kerja sama ini tak hanya membangun fisik, tapi juga merekatkan silaturahmi, mengukuhkan persatuan, dan menghidupkan kembali prinsip Kemanunggalan TNI dengan Rakyat. Di Mansapa, melalui TMMD Ke-124, bukan hanya bangunan yang berdiri kokoh, tapi juga optimisme dan semangat membangun masa depan yang lebih cerah, bersama-sama, setulus hati.(0911).